SKRIPSI ILMIAH
Deskripsi Diri, Wahana Membaca

Aspek-Aspek Pendidikan Agama Islam

Label: Skripsi, Referensi, Bahan Bacaan , ,
Pada hakekatnya proses pendidikan tidak hanya bersifat menyampaikan ilmu pengetahuan  (transfer of knowledge  an sich), tetapi dalam ruang lingkup yang luas pendidikan harus menyentuh  pada pembinaan fitrah anak agar menjadi manusia yang sempurna (Insan kamil). Oleh karena itu di dalam Islam tanggung jawab pendidikan berlangsung seumur hidup (Long Life Education). Secara praktis pendidikan Islam menjadi kewajiban orang tua dan guru di samping menjadi tanggung jawab yang harus dipikul oleh satu generasi untuk disampaikan kepada  generasi berikutnya, dan dijalankan para pendidik dalam pendidikan anak. Dalam kaitan ini salah satu kegiatan yang dijumpai pada setiap proses pendidikan adalah proses belajar.
Aktivitas ini harus berjalan secara kontinu dalam kehidupan anak yang harus juga mendapatkan perhatian, pembinaan serta pengarahan dari semua unsur pelaksana pendidikan baik di sekolah maupun dalam rumah tangga. Karena bagaimanapun konsep pendidikan seumur hidup itu berlangsung dalam pendidikan informal, formal, dan non-formal yang saling melengkapi antara satu sama lain.[1]
Hal ini berarti bahwa jalur pendidikan informal an sich tidak cukup untuk mentransformasi pendidikan. Peran sosial sangat berperan penting dalam proses transformasi bidang kebudayaan, di samping pembinaan fitrah individu.
Berbicara masalah transformasi kebudayaan ini, Hasan Langgulung menegaskan bahwa: “Pendidikan adalah suatu tindakan yang diambil oleh sesuatu masyarakat, kebudayaan atau peradaban untuk memelihara kelanjutan hidupnya.”[2] 
Di dalam kehidupan masa depan di dalam masyarakat peranan-peranan manusia berkualitas sangat dibutuhkan, sehingga kelangsungan peradaban dapat berfungsi secara lebih optimal dalam keseluruhan aktivitas kehidupannya. Dalam ajaran Islam, mencari ilmu pengetahuan dan mengenyam pendidikan merupakan sebuah kewajiban setiap muslim dan muslimah.
Berdasarkan pembahasan di atas jelaslah bahwa proses menuntut ilmu pengetahuan itu merupakan sebuah keharusan. Islam tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan dalam menuntut ilmu. Hal ini dapat kita telusuri dalam historis, bahwa perempuan juga memiliki kontribusi yang signifikan dalam kancah pendidikan Islam. Di antara tokoh-tokoh perempuan itu, seperti: Aisyah yang meriwayatkan beberapa ribu hadits. Sehingga periwayat-periwayat hadits yang lain mendapatkan hadits Rasulullah saw melalui Aisyah. Hal ini karena Aisyah adalah istri Rasulullah yang hidupnya selalu bersama-sama dengan beliau.
Pembinaan agama Islam pada mulanya didapatkan dari lingkungan keluarga. Dari keluarga maka diteruskan di sekolah dan masyarakat. Ketiga sumber ini saling bersinergi untuk memberikan pembinaan aspek-aspek pribadi (aspek-aspek pendidikan).
Aspek-aspek pendidikan agama berorientasi pada pembinaan pribadi, di mana aspek-aspek tersebut meliputi:
  1. Aspek jasmani
  2. Aspek akal
  3. Aspek akidah
  4. Aspek akhlak
  5. Aspek kejiwaaan
  6. Aspek keindahan
  7. Aspek kebudayaan.[3]
Di sinilah yang dimaksudkan pendidikan yang mengarahkan pembinaan seluruh aspek pribadi agar terpenuhi tujuan pembentukan kepribadian yang utuh. Maka proses pendidikan dalam keluarga mengutamakan pembinaan kepribadian yang utuh, dengan mengandalkan pendidikan agama yang diberikan sejak dini.


[1]Fahran Idris, Dasar-Dasar Kependidikan, Penang: Angkasa, 1981, hlm. 58.    
[2]Hasan Langgulung, Pendidikan dan Kebudayaan Islam, Bandung: al-Ma’arif, 1985, hlm. 91-92.
[3]Ahmad Tafsir, Pendidikan dalam Keluarga, Jakarta: Pustaka al-Husna, 1983, hlm. 50.

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

BLOGROLL